Dolar

EUR/USD Bertahan Setelah Sentimen Dolar AS Melemah, Fokus Beralih ke Krisis Politik Prancis

EUR/USD menahan pelemahannya di atas 1,1580 setelah Dolar AS melemah sementara. Ketidakpastian politik di Prancis dan kekhawatiran fiskal menekan Euro, sementara pasar menunggu langkah Presiden Macron dalam menunjuk perdana menteri baru.

Euro Coba Bangkit Setelah Dolar AS Berhenti Menguat, Tapi Tekanan Politik Prancis Masih Berat

Pasangan mata uang EUR/USD mencatatkan kenaikan moderat pada Jumat (10/10), diperdagangkan sedikit di atas 1,1580 setelah sempat menyentuh titik terendah dua bulan di sekitar 1,1540 sehari sebelumnya.
Meskipun ada sedikit pemulihan, Euro tetap berada dalam jalur pelemahan mingguan terburuk tahun ini, dengan penurunan lebih dari 1,4% sepanjang minggu. Faktor utama yang menekan Euro adalah ketidakpastian politik di Prancis, serta sentimen global yang masih berpihak pada Dolar AS sebagai aset aman.

Ketidakpastian Politik Prancis Tekan Kepercayaan Pasar

Krisis politik di Prancis terus menjadi sorotan utama pasar Eropa. Perdana Menteri Sébastien Lecornu secara mengejutkan mengundurkan diri di awal pekan ini, menambah panjang daftar pergantian perdana menteri di bawah pemerintahan Presiden Emmanuel Macron.
Dalam dua tahun terakhir, sudah lima PM Prancis mengundurkan diri akibat kegagalan mencapai kesepakatan politik di parlemen yang terpecah.

Kini, semua mata tertuju pada Macron yang dijadwalkan menunjuk perdana menteri baru dalam waktu dekat. Tantangan bagi pemimpin baru itu tidak ringan — ia harus segera menyetujui anggaran ketat tahun fiskal mendatang, di tengah penolakan sengit dari kubu oposisi.
Kondisi politik yang tidak stabil ini menimbulkan kekhawatiran terhadap keberlanjutan fiskal Prancis dan memicu arus keluar dari aset berdenominasi Euro.

Dolar AS Tetap Kuat Meski The Fed Bernada Dovish

Sementara itu, Dolar AS (USD) terus menunjukkan ketahanan di tengah kondisi global yang tidak pasti. Investor masih menganggap Dolar sebagai safe haven, terutama ketika muncul kekhawatiran politik di Eropa dan Asia.
Dolar mendapatkan dukungan tambahan setelah Sanae Takaichi memenangkan kepemimpinan Partai Demokrat Liberal Jepang, yang memunculkan ekspektasi terhadap kebijakan fiskal ekspansif di Jepang — hal yang justru menekan Yen dan memperkuat Dolar secara relatif.

Menariknya, meskipun komentar dovish dari beberapa pejabat Federal Reserve (The Fed) sempat muncul pekan ini, efeknya terhadap Dolar hampir tidak terasa.
Dengan banyak indikator ekonomi AS tertunda akibat penutupan pemerintahan (government shutdown), pasar tampaknya memilih menunggu kejelasan data makro terbaru sebelum melakukan aksi jual terhadap Dolar.

Investor Menunggu Data Sentimen AS dan Output Industri Eropa

Dalam kalender ekonomi Jumat ini, fokus utama pasar berada pada dua data penting:

  1. Output Industri Italia untuk Agustus, yang menjadi satu-satunya indikator ekonomi signifikan di Eropa.

  2. Indeks Sentimen Konsumen University of Michigan di AS, yang diperkirakan akan menunjukkan penurunan lebih lanjut pada Oktober.

Data ini dapat memberi petunjuk baru tentang arah inflasi dan daya beli konsumen AS, yang menjadi acuan utama bagi kebijakan The Fed ke depan.
Jika sentimen konsumen memburuk secara signifikan, pasar bisa kembali memperkirakan pelonggaran moneter lebih cepat, yang berpotensi menekan Dolar dan memberikan napas bagi Euro.

Faktor Teknis: Level Kritis EUR/USD di 1,1540 dan 1,1600

Secara teknikal, zona 1,1540 kini menjadi support kunci bagi EUR/USD. Level ini menandai titik terendah dua bulan terakhir dan menjadi area penting bagi pembeli untuk mempertahankan momentum.
Jika Euro berhasil bertahan di atas level ini dan menembus 1,1600–1,1620, potensi koreksi naik menuju 1,1680–1,1700 akan terbuka.

Namun, kegagalan mempertahankan 1,1540 dapat memperpanjang pelemahan menuju 1,1480 atau bahkan 1,1400, terutama jika ketidakpastian politik Prancis memburuk dan Dolar kembali menguat secara global.

BoE, ECB, dan The Fed Jadi Penentu Tren Global

Selain kondisi politik Prancis, arah EUR/USD juga sangat dipengaruhi oleh perbedaan kebijakan moneter antara tiga bank sentral besar — ECB, BoE, dan The Fed.
Bank Sentral Eropa (ECB) saat ini masih berada dalam posisi berhati-hati, dengan sebagian besar pejabatnya menyatakan bahwa suku bunga saat ini sudah cukup ketat untuk menekan inflasi.
Sebaliknya, The Fed masih menjaga nada hawkish ringan, sementara pasar mulai menurunkan ekspektasi pemangkasan suku bunga yang agresif.

Kombinasi antara Dolar yang masih kuat dan Euro yang tertahan oleh risiko politik membuat pasangan EUR/USD sulit melanjutkan reli besar dalam waktu dekat.

Euro Butuh Stabilitas Politik untuk Rebound

EUR/USD saat ini berada pada titik kritis, di mana fundamental politik dan kebijakan moneter sama-sama berperan besar dalam menentukan arah selanjutnya.
Jika Macron mampu membentuk pemerintahan yang stabil dan memperkuat dukungan parlemen, Euro berpeluang memulihkan kepercayaan investor.
Namun, jika kebuntuan politik terus berlanjut dan risiko fiskal meningkat, tekanan jual terhadap Euro kemungkinan akan berlanjut hingga akhir tahun.

Bagi trader, strategi yang disarankan adalah menunggu konfirmasi di atas 1,1600 untuk peluang beli jangka pendek, sementara posisi jual dapat dipertimbangkan jika harga menembus 1,1540 dengan volume kuat.

  • EUR/USD pulih ke 1,1580 setelah turun ke 1,1540.

  • Krisis politik Prancis dan ketidakpastian fiskal menekan Euro.

  • Dolar AS tetap kuat meski komentar dovish The Fed muncul.

  • Investor menunggu data Sentimen Konsumen AS dan Output Industri Italia.

  • Level 1,1540 menjadi support utama yang menentukan arah selanjutnya.

Previous Post Next Post

One thought on “EUR/USD Bertahan Setelah Sentimen Dolar AS Melemah, Fokus Beralih ke Krisis Politik Prancis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *