jepang

Yen Jepang Melemah, Ketidakpastian Politik dan Ketegangan Global Tekan Aset Safe-Haven , Kamis 16 Oktober 2025

Yen Jepang (JPY) kembali tertekan terhadap Dolar AS di tengah ketidakpastian politik domestik dan meningkatnya ketegangan perdagangan AS–Tiongkok. Spekulasi tentang kebijakan Bank of Japan (BoJ) dan ekspektasi pemotongan suku bunga The Fed memperumit arah pergerakan USD/JPY menjelang akhir pekan.

Yen Jepang Melemah Kembali Setelah Sentuh Level Tertinggi Mingguan

Yen Jepang (JPY) mengalami pelemahan terhadap Dolar AS (USD) pada perdagangan Kamis, setelah sempat menyentuh level tertinggi dalam lebih dari satu minggu terhadap mata uang Amerika Serikat tersebut.
Pergerakan ini terjadi di tengah meningkatnya ketidakpastian politik di Jepang, tensi perdagangan global, serta ekspektasi kebijakan moneter berbeda antara Bank of Japan (BoJ) dan Federal Reserve (The Fed).

Selama sesi perdagangan Eropa, Yen terus melemah secara bertahap, dengan pasangan USD/JPY naik sekitar 70–75 poin dari level terendah harian dan menyentuh area 152,25. Penguatan Dolar yang moderat serta berkurangnya minat investor terhadap aset safe-haven menjadi pendorong utama koreksi ini.

Ketidakpastian Politik Jepang Tekan Kepercayaan Pasar

Pelemahan Yen tidak lepas dari dinamika politik di dalam negeri.
Koalisi lama antara Partai Demokrat Liberal (LDP) dan Komeito secara mengejutkan berakhir minggu lalu, menimbulkan ketidakpastian baru dalam pemerintahan Jepang. Kondisi ini berpotensi menghambat Sanae Takaichi, pemimpin baru LDP, dalam upayanya menjadi Perdana Menteri wanita pertama Jepang.

Takaichi dikenal sebagai pendukung kebijakan ekonomi mendiang Shinzo Abe, yang menekankan stimulus besar-besaran dan belanja fiskal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, keretakan politik yang terjadi kini memicu keraguan pasar terhadap arah kebijakan fiskal dan moneter Jepang ke depan.

Selain itu, parlemen Jepang belum menentukan jadwal resmi pemungutan suara untuk memilih perdana menteri baru. Situasi politik yang belum stabil ini menyulitkan Bank of Japan mengambil keputusan mengenai kenaikan suku bunga lanjutan, meski beberapa pejabat bank sentral menilai inflasi dan pertumbuhan ekonomi mulai stabil.

BoJ Berhadapan dengan Dilema Suku Bunga

Sementara itu, anggota dewan BoJ Naoki Tamura menyampaikan pandangan optimistis bahwa pertumbuhan ekonomi Jepang kemungkinan meningkat dalam waktu dekat. Ia juga menilai perlambatan ekonomi global tidak separah perkiraan sebelumnya, dan BoJ perlu mendorong suku bunga mendekati level netral.

Pernyataan ini menandakan adanya kemungkinan penyesuaian kebijakan moneter yang lebih hawkish dalam beberapa bulan mendatang. Namun, dengan kondisi politik yang belum pasti, investor menilai BoJ mungkin akan menunda langkah kenaikan suku bunga berikutnya, setidaknya hingga situasi politik lebih stabil.

Ketegangan Perdagangan AS–Tiongkok Picu Kekhawatiran Pasar

Dari sisi eksternal, ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok kembali meningkat dalam beberapa minggu terakhir.
Pemerintah AS memperluas pembatasan teknologi terhadap Tiongkok, sementara Beijing menyiapkan kontrol ekspor yang lebih ketat terhadap tanah jarang—material penting untuk industri energi dan semikonduktor.

Selain itu, kedua negara kini menerapkan biaya pelabuhan timbal balik terhadap kapal-kapal masing-masing, memperburuk sentimen pasar global.
Presiden AS Donald Trump bahkan menyatakan bahwa Washington kini “terjebak dalam perang dagang total dengan Tiongkok.”
Namun, Menteri Keuangan AS Scott Bessent mencoba meredakan ketegangan dengan mengusulkan penundaan kenaikan tarif jika Beijing menghentikan kebijakan kontrol ekspornya terhadap mineral strategis.

Ketegangan ini menambah kekhawatiran pelaku pasar terhadap perlambatan perdagangan global. Di sisi lain, kondisi seperti ini biasanya mendukung permintaan terhadap aset safe-haven seperti Yen, tetapi dampaknya kali ini terbatas akibat ketidakpastian internal Jepang.

Geopolitik dan Krisis AS Perkuat Tekanan terhadap USD

Dari sisi Amerika Serikat, risiko geopolitik global dan ketidakpastian kebijakan fiskal domestik juga memengaruhi arah USD.
Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth memperingatkan Rusia untuk menghentikan serangan militernya, menandakan potensi eskalasi baru dalam konflik Rusia–Ukraina. Kondisi ini meningkatkan risiko global dan biasanya mendukung aset safe-haven, termasuk JPY.

Namun, USD tetap ditopang oleh pemantulan teknikal jangka pendek, meskipun ekspektasi pemotongan suku bunga The Fed semakin menguat.
Pasar kini memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin masing-masing pada Oktober dan Desember 2025, seiring kekhawatiran bahwa penutupan pemerintahan AS (government shutdown) dapat menekan pertumbuhan ekonomi domestik.

Sebagai tambahan, pengadilan federal AS baru-baru ini memblokir sementara kebijakan pemecatan pegawai negeri oleh pemerintahan Trump, memperpanjang ketidakpastian fiskal dan politik di Washington.

Analisis Teknikal: Level Penting USD/JPY

Secara teknikal, pasangan USD/JPY sebelumnya sempat turun di bawah Simple Moving Average (SMA) 200 jam, mengindikasikan tekanan jual jangka pendek.
Level 150,70 (Fibonacci retracement 38,2%) kini menjadi support utama, diikuti oleh level psikologis 150,00, yang bertepatan dengan Fibonacci 50%.

Jika harga menembus di bawah area tersebut, potensi penurunan dapat berlanjut menuju 149,15 (Fibonacci 61,8%).
Sebaliknya, peluang rebound bisa muncul jika pasangan ini menembus 151,00, dengan target resistance berikutnya di 151,65, di mana terdapat konfluensi antara SMA 200 jam dan retracement 23,6%.
Kenaikan berkelanjutan di atas area itu berpotensi membuka ruang menuju 152,00–152,60, yaitu level tertinggi mingguan terakhir.

JPY Masih Tertekan, Tapi Risiko Global Bisa Membatasi Pelemahan

Secara keseluruhan, Yen Jepang masih berada dalam tekanan jangka pendek akibat ketidakpastian politik dalam negeri dan perbedaan kebijakan moneter antara BoJ dan The Fed.
Namun, meningkatnya risiko geopolitik dan kekhawatiran terhadap stabilitas ekonomi global berpotensi membatasi pelemahan lebih lanjut bagi JPY sebagai aset safe-haven utama.

Para pelaku pasar kini menantikan pernyataan pejabat FOMC dan BoJ dalam beberapa hari ke depan untuk menentukan arah pergerakan selanjutnya dari pasangan USD/JPY, yang tetap menjadi salah satu fokus utama di pasar valuta asing global.

Previous Post Next Post

One thought on “Yen Jepang Melemah, Ketidakpastian Politik dan Ketegangan Global Tekan Aset Safe-Haven , Kamis 16 Oktober 2025

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *