IHSG Cetak Rekor Baru di 8.351 Sebelum Terkoreksi Tipis ke 8.271: Sektor Perbankan Masih Jadi Penopang
- Team
- 2
- Posted on
IHSG sempat mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di level 8.351 sebelum ditutup melemah tipis ke 8.271 pada akhir perdagangan Jumat (24/10/2025). Saham-saham perbankan seperti BBNI dan BMRI menjadi penopang utama di tengah tekanan pada sektor telekomunikasi.
Saham Kapitalisasi Besar Masih Jadi Penggerak IHSG
Setelah sempat menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa (all-time high/ATH) di level 8.351 pada perdagangan intraday, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya ditutup melemah tipis pada akhir perdagangan Jumat (24/10/2025). Meskipun terkoreksi, euforia pasar modal masih terasa kuat, mencerminkan optimisme investor terhadap prospek ekonomi dan kinerja emiten menjelang akhir tahun.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup melemah 0,03% atau 2,63 poin ke posisi 8.271,72. Sepanjang sesi perdagangan, indeks bergerak fluktuatif dengan kisaran harian di 8.271,72–8.351,05, memperlihatkan adanya aksi ambil untung setelah reli panjang beberapa hari terakhir.
Secara keseluruhan, tercatat 295 saham menguat, 371 saham melemah, dan 143 saham stagnan. Adapun kapitalisasi pasar (market cap) masih terjaga tinggi di kisaran Rp15.264 triliun, menandakan minat investor yang tetap solid terhadap aset ekuitas domestik.
Kenaikan IHSG di sesi awal sempat ditopang oleh penguatan sejumlah saham unggulan berkapitalisasi besar (big caps). Di antaranya, PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) mencatat lonjakan signifikan sebesar 11,95% ke level Rp2.530 per saham, menjadi salah satu penopang utama indeks di pagi hari.
Saham PT Astra International Tbk. (ASII) juga mencatat kenaikan solid sebesar 3,95% ke Rp6.575 per saham, diikuti oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) yang menguat 3,07% ke Rp4.370 per saham, serta PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang menanjak 2,71% ke Rp4.550 per saham.
Menurut para analis, penguatan saham-saham perbankan besar seperti BBNI dan BMRI merefleksikan kepercayaan investor terhadap sektor keuangan nasional di tengah prospek pemulihan ekonomi yang stabil dan pertumbuhan kredit yang terus meningkat sepanjang kuartal IV/2025.
Sektor Telekomunikasi Menjadi Penekan
Di sisi lain, pelemahan indeks pada sesi penutupan disebabkan oleh koreksi sejumlah saham BUMN dan sektor teknologi. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) menjadi salah satu penekan terbesar IHSG dengan penurunan 2,08% ke Rp3.290 per saham.
Koreksi ini diikuti oleh pelemahan PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI) yang turun 1,92% ke Rp14.025, serta PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) yang terkoreksi 1,83% ke Rp273.900 per saham.
Kendati demikian, tekanan jual di sektor tersebut tidak cukup besar untuk menghapus tren positif yang sudah terbentuk sejak awal pekan.
Top Gainers dan Top Losers Hari Ini
Saham dengan performa terbaik atau top gainers hari ini ditempati oleh PT Raja Roti Cemerlang Tbk. (BRRC) yang meroket 34,94% ke Rp112 per saham. Disusul PT Cakra Buana Resources Tbk. (CBRE) yang naik 18,49% menjadi Rp1.570.
Sementara itu, posisi top losers ditempati oleh PT Multi Makmur Lemindo Tbk. (PIPA) yang jatuh 14,72% ke Rp394, dan PT Wahana Pronatural Tbk. (WAPO) yang anjlok 14,40%.
Pergerakan ekstrem di saham-saham tersebut menggambarkan tingginya aktivitas perdagangan di pasar spekulatif dan sektor komoditas, yang cenderung dipengaruhi oleh fluktuasi harga global.
Komentar Analis: IHSG Masih dalam Jalur Positif
Menurut Valdy Kurniawan, Head of Research Phintraco Sekuritas, penguatan IHSG di sesi pertama yang sempat mencapai 8.312,57 (+0,46%) menunjukkan bahwa momentum bullish masih terjaga.
“Secara teknikal, indeks komposit sempat berhasil menembus dan bertahan di atas level resistance psikologis 8.300, yang menandakan kekuatan tren naik jangka pendek masih cukup solid,” jelas Valdy dalam riset hariannya.
Ia menambahkan bahwa indikator teknikal modern seperti Moving Average Convergence Divergence (MACD) menunjukkan pembentukan histogram positif — sinyal teknikal klasik bahwa momentum penguatan belum sepenuhnya berakhir.
“Dengan kondisi tersebut, kami memperkirakan IHSG akan bergerak dalam rentang 8.275–8.325 pada sesi kedua perdagangan hari ini,” lanjutnya.
Analisis Teknis: Potensi Konsolidasi Sehat
Dari sisi teknikal, koreksi tipis yang terjadi setelah pencapaian rekor ATH dinilai sebagai bentuk konsolidasi wajar di tengah euforia pasar. Setelah menembus level 8.300, IHSG berpotensi menguji area support jangka pendek di 8.250–8.270 sebelum kembali mencoba menembus resistance berikutnya di kisaran 8.350–8.400.
Volume transaksi yang masih tinggi menandakan bahwa minat beli belum sepenuhnya berkurang, dan aksi profit-taking hanya bersifat sementara. Investor asing juga tercatat masih mencatatkan net buy moderat, menambah sinyal positif terhadap stabilitas pasar domestik.
Rekor Baru, Koreksi Sehat
Meski ditutup melemah tipis, pencapaian rekor tertinggi baru di 8.351 menjadi catatan penting bagi IHSG. Aksi ambil untung yang terjadi menjelang akhir pekan justru memberikan ruang bagi pasar untuk bergerak lebih stabil pada pekan berikutnya.
Sektor perbankan dan barang konsumsi diperkirakan masih menjadi motor penggerak utama IHSG, sementara sektor teknologi dan telekomunikasi berpotensi mengalami rotasi modal dalam jangka pendek.
Dengan dukungan likuiditas yang kuat dan prospek ekonomi yang positif, IHSG masih memiliki peluang besar untuk kembali mencetak rekor baru di atas 8.400 dalam waktu dekat.

2 thoughts on “IHSG Cetak Rekor Baru di 8.351 Sebelum Terkoreksi Tipis ke 8.271: Sektor Perbankan Masih Jadi Penopang”