Kamis , 16 Oktober 2025 Euro Menguat ke Puncak Mingguan: Dolar AS Tertekan di Tengah Ketegangan Perang Dagang dan Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed
- Team
- 1
- Posted on
EUR/USD naik ke level tertinggi mingguan di atas 1,1650 karena ketegangan perdagangan AS–Tiongkok dan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed menekan Dolar AS.
EUR/USD Naik Tiga Hari Beruntun, Ketegangan Perang Dagang Melemahkan Dolar AS
Pasangan mata uang EUR/USD memperpanjang penguatannya untuk hari ketiga berturut-turut dan mencatat level tertinggi mingguan di atas 1,1650 pada perdagangan Kamis (16/10). Dolar AS (USD) tertekan oleh kekhawatiran meningkatnya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok, sementara harapan akan kebijakan moneter yang lebih longgar dari Federal Reserve (The Fed) mendorong minat beli terhadap Euro.
Para investor semakin khawatir setelah Presiden AS Donald Trump mengonfirmasi bahwa negaranya saat ini sudah “secara de facto” berada dalam perang dagang dengan Tiongkok. Meskipun Menteri Keuangan AS Scott Bessent mencoba menenangkan pasar dengan menyebut bahwa perpanjangan gencatan senjata perdagangan masih mungkin terjadi, pernyataan Trump menambah tekanan terhadap Greenback yang sudah tertekan oleh ketidakpastian fiskal akibat penutupan sebagian aktivitas pemerintahan federal.
The Fed Diperkirakan Akan Lebih Dovish
Laporan Beige Book Federal Reserve yang dirilis Rabu malam mengonfirmasi pandangan dovish Ketua The Fed Jerome Powell. Dokumen tersebut menunjukkan bahwa penciptaan lapangan kerja di AS mulai melambat, sementara bisnis menghadapi tekanan biaya akibat tarif impor dan ketidakpastian geopolitik. Kondisi ini memperkuat ekspektasi pasar bahwa The Fed kemungkinan besar akan memotong suku bunga tambahan dalam beberapa bulan mendatang untuk menjaga momentum ekonomi.
Pasar kini memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan bulan Oktober, disusul penurunan lanjutan pada Desember jika tekanan inflasi tetap terkendali. Harapan ini melemahkan daya tarik Dolar AS sebagai aset berbunga tinggi dan memperkuat posisi Euro di pasar valuta asing.
Data Zona Euro dan Prospek ECB
Dari sisi Eropa, data Produksi Industri Zona Euro menunjukkan kontraksi sebesar 1,2% pada Agustus, lebih baik dari ekspektasi penurunan 1,6% yang diperkirakan analis. Meski demikian, angka tersebut tetap menegaskan adanya perlambatan industri di kawasan tersebut. Para pelaku pasar kini menantikan pidato Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde, yang dijadwalkan pada Kamis malam, untuk mencari petunjuk arah kebijakan moneter selanjutnya.
Beberapa ekonom memperkirakan Lagarde akan mempertahankan pendekatan hati-hati terhadap suku bunga, mengingat inflasi Zona Euro masih di bawah target 2%. Namun, jika Dolar terus melemah akibat kebijakan dovish The Fed, Euro dapat memperoleh momentum tambahan, setidaknya dalam jangka pendek.
Ketegangan AS–Tiongkok Jadi Sentimen Utama
Selain faktor moneter, geopolitik menjadi pendorong utama volatilitas pasar minggu ini. Hubungan antara AS dan Tiongkok kembali memanas setelah Washington memperluas pembatasan terhadap ekspor teknologi ke Beijing. Sebagai respons, Tiongkok mengumumkan kontrol ekspor baru untuk tanah jarang, yang merupakan bahan penting bagi industri teknologi global.
Ketegangan ini menimbulkan kekhawatiran bahwa rantai pasok global akan terganggu, memukul sektor manufaktur AS dan menekan prospek pertumbuhan. Para analis menilai, jika situasi ini tidak segera mereda, tekanan terhadap Dolar AS dapat berlanjut, sementara aset seperti Euro dan Yen Jepang akan diuntungkan sebagai alternatif investasi yang lebih aman.
Analisis Teknis: Euro Uji Resistance Kunci di 1,1670
Secara teknikal, EUR/USD menunjukkan momentum bullish yang kuat setelah berhasil menembus neckline pola Double Bottom di sekitar 1,1635. Pola ini sering kali dianggap sebagai sinyal pembalikan tren dari bearish menjadi bullish.
Kini, harga sedang menguji resistance puncak saluran menurun di sekitar 1,1670. Jika breakout terjadi dengan volume tinggi, target selanjutnya diperkirakan menuju 1,1730, yang merupakan level tertinggi 6 Oktober. Level berikutnya di 1,1780 akan menjadi resistance lanjutan jika tekanan beli berlanjut.
Namun, jika terjadi koreksi, support terdekat berada di 1,1630 (resistance sebelumnya yang kini menjadi support), diikuti oleh area 1,1600. Penurunan di bawah level tersebut dapat memicu pelemahan menuju 1,1540, yang menjadi area psikologis penting bagi trader jangka pendek.
Prospek Jangka Pendek: Euro Masih Memimpin
Dengan meningkatnya ketegangan geopolitik dan peluang pemangkasan suku bunga The Fed, Dolar AS tampaknya akan tetap di bawah tekanan dalam jangka pendek. Selama sentimen risiko global tetap rapuh, Euro berpotensi mempertahankan tren penguatannya menuju area 1,17 sebelum akhirnya menghadapi tekanan jual profit-taking.
Sebaliknya, jika negosiasi AS–Tiongkok menunjukkan tanda-tanda positif dan data ekonomi AS membaik, momentum bullish EUR/USD dapat tertahan sementara. Namun secara keseluruhan, bias teknikal dan fundamental saat ini masih condong ke sisi bullish untuk Euro.
EUR/USD menunjukkan performa kuat di tengah ketegangan perdagangan dan prospek pelonggaran kebijakan The Fed. Jika tekanan terhadap Dolar berlanjut, pasangan ini berpotensi menguji area 1,1730–1,1780 dalam beberapa sesi perdagangan mendatang.

One thought on “Kamis , 16 Oktober 2025 Euro Menguat ke Puncak Mingguan: Dolar AS Tertekan di Tengah Ketegangan Perang Dagang dan Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed”