ihsg

IHSG Menguat 0,29% di Sesi I: Sektor Properti dan Energi Jadi Penggerak Utama, EMTK Melejit 8% Berkat Isu IPO Superbank

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,29% di sesi pertama perdagangan Jumat (7/11/2025) ke level 8.360,84. Sektor properti dan energi memimpin kenaikan, sementara saham EMTK melonjak 8% terdorong isu IPO Superbank senilai hingga Rp4,8 triliun. Simak analisis lengkapnya.

IHSG Menguat 0,29% di Sesi I: Sektor Properti dan Energi Jadi Penggerak Utama, EMTK Melejit 8% Berkat Isu IPO Superbank

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan pergerakan positif pada sesi pertama perdagangan Jumat (7/11/2025). Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup naik 23,78 poin atau 0,29% ke level 8.360,84, menandai penguatan tipis namun stabil di tengah dinamika pasar global yang masih berfluktuasi.

Sebanyak 300 saham menguat, 317 melemah, dan 339 stagnan. Aktivitas perdagangan terbilang cukup aktif dengan nilai transaksi mencapai Rp6,71 triliun, melibatkan 12,51 miliar lembar saham dalam 1,06 juta kali transaksi. Sepanjang sesi pertama, indeks bergerak di kisaran 8.332,6–8.373,51, sementara kapitalisasi pasar tercatat naik tipis menjadi Rp15.248 triliun.

Sektor Properti dan Energi Pimpin Penguatan IHSG

Mengutip data Refinitiv, sebagian besar sektor tercatat berada di zona hijau pada sesi pagi ini. Dua sektor yang menjadi motor utama penguatan indeks adalah properti dan energi, dengan masing-masing mencatat kenaikan 1,74% dan 1,3%.

Kenaikan sektor properti didorong oleh optimisme pasar terhadap pemulihan permintaan perumahan dan proyek infrastruktur menjelang akhir tahun. Beberapa emiten besar seperti BSDE, CTRA, dan SMRA turut bergerak positif di tengah harapan stimulus sektor properti dari pemerintah.

Sementara itu, sektor energi menguat di tengah rebound harga minyak dunia yang kembali ke kisaran US$83 per barel, memicu kenaikan saham-saham energi seperti ADRO, PTBA, dan MEDC.

Sebaliknya, beberapa sektor lain justru bergerak terbatas di zona merah. Utilitas turun 0,52%, industri turun 0,37%, dan bahan baku turun 0,35%, seiring aksi ambil untung (profit taking) investor setelah penguatan beberapa hari terakhir.

Saham Penopang IHSG: DSSA, BBCA, BBNI, dan EMTK

Sejumlah saham unggulan menjadi kontributor terbesar terhadap penguatan IHSG pada sesi pertama ini.

  • Dian Swastatika Sentosa (DSSA) mencatat kenaikan 2,6% ke level 98.500, dengan kontribusi 9,64 indeks poin terhadap penguatan IHSG. Kinerja positif DSSA didukung oleh prospek ekspansi bisnis energi dan telekomunikasi yang solid.

  • Bank Central Asia (BBCA) ikut memperkuat laju indeks dengan sumbangan 7,18 poin, setelah naik stabil di tengah volume transaksi tinggi.

  • Saham bank pelat merah Bank Negara Indonesia (BBNI) juga ikut bergerak positif, naik 1,13%, menyumbang 1,79 poin ke IHSG.

Namun, bintang utama sesi ini adalah Elang Mahkota Teknologi (EMTK) yang melonjak 8,09% ke level 1.270 per saham, berkontribusi 3,83 indeks poin. Kenaikan tajam EMTK terjadi setelah munculnya rumor kuat terkait rencana IPO Superbank, anak usaha yang dikabarkan sedang mempersiapkan penghimpunan dana segar senilai US$200–US$300 juta atau sekitar Rp3,25–Rp4,88 triliun.

Kabar ini langsung menarik minat investor ritel maupun institusional, mengingat Superbank dinilai memiliki potensi pertumbuhan tinggi di sektor perbankan digital Indonesia.

Sentimen Domestik: Pasar Tunggu Data Ekonomi Bank Indonesia

Dari sisi domestik, pergerakan IHSG pada akhir pekan ini dipengaruhi oleh sejumlah sentimen makroekonomi penting. Pelaku pasar tengah menantikan rilis data cadangan devisa dan uang primer (M0) periode Oktober 2025 yang akan diumumkan oleh Bank Indonesia (BI).

Data tersebut dianggap krusial karena mencerminkan kekuatan eksternal Indonesia serta likuiditas sistem keuangan nasional. Peningkatan cadangan devisa biasanya menjadi sinyal positif bagi stabilitas rupiah dan kepercayaan investor asing.

Sementara itu, likuiditas yang terjaga melalui pertumbuhan uang primer yang sehat dapat menjadi penopang bagi aktivitas ekonomi dan pasar modal menjelang akhir tahun.

Sentimen Global: Kebijakan BoE dan Data Ekonomi AS-China

Selain faktor domestik, pelaku pasar juga mencermati perkembangan global yang berpotensi mempengaruhi arah IHSG. Salah satu yang paling disorot adalah keputusan Bank of England (BoE) yang mempertahankan suku bunga acuan di level 4%.

Langkah ini dinilai sebagai sinyal kehati-hatian bank sentral Inggris di tengah ketidakpastian ekonomi Eropa dan inflasi yang masih di atas target. Kebijakan tersebut turut menahan laju kenaikan imbal hasil obligasi global, sehingga menambah sentimen positif bagi pasar saham Asia, termasuk Indonesia.

Namun, dari Amerika Serikat, muncul kabar lonjakan jumlah pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor teknologi dan manufaktur, yang menimbulkan kekhawatiran terhadap daya tahan ekonomi AS. Di sisi lain, China akan merilis data perdagangan internasional terbaru, yang bisa menjadi indikator penting terhadap permintaan ekspor global—termasuk bagi komoditas unggulan Indonesia seperti batubara dan minyak sawit.

Pelaku pasar berharap data tersebut menunjukkan pemulihan permintaan, karena pelemahan ekspor China dapat menekan harga komoditas dan mengganggu tren positif IHSG.

Prospek IHSG ke Depan: Arah Masih Positif Tapi Rawan Koreksi

Secara teknikal, IHSG masih bergerak dalam tren konsolidasi positif, dengan rentang support di 8.320 dan resistance di 8.380–8.400. Penguatan yang terjadi pada sektor properti dan energi diharapkan bisa menjaga momentum hingga sesi kedua, selama tidak ada tekanan besar dari pasar global.

Namun, analis memperingatkan bahwa potensi koreksi teknikal tetap terbuka, terutama jika terjadi aksi profit-taking di saham-saham berkapitalisasi besar yang sudah mencatat kenaikan signifikan dalam beberapa hari terakhir.

Secara umum, arah IHSG dalam jangka pendek masih positif, dengan dukungan kuat dari sektor domestik, stabilitas makro, serta potensi aliran dana asing yang kembali masuk menjelang akhir tahun.

Kenaikan IHSG di sesi pertama Jumat (7/11/2025) menjadi sinyal optimisme pasar yang cukup kuat, terutama dengan dukungan dari sektor properti, energi, dan perbankan. Sorotan utama tertuju pada lonjakan saham EMTK berkat isu IPO Superbank, yang memicu euforia di kalangan investor.

Meskipun sejumlah faktor eksternal seperti PHK massal di AS dan data perdagangan China berpotensi menimbulkan volatilitas, sentimen domestik sejauh ini masih mendukung arah penguatan pasar saham Indonesia.

Dengan kapitalisasi pasar yang terus meningkat dan partisipasi investor yang solid, IHSG diperkirakan dapat mempertahankan tren positif menuju akhir pekan—selama fundamental makro dan arus modal asing tetap kondusif.

Previous Post Next Post

One thought on “IHSG Menguat 0,29% di Sesi I: Sektor Properti dan Energi Jadi Penggerak Utama, EMTK Melejit 8% Berkat Isu IPO Superbank

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *