lapangan

Ledakan Industri Baru di Jawa Tengah: 130 Ribu Lapangan Kerja Akan Dibuka Tahun Depan

Lebih dari 130 ribu lapangan kerja baru siap dibuka di Jawa Tengah, khususnya di sektor garmen dan alas kaki. Anggota DEN, Septian Hario Seto, menyoroti potensi ekonomi besar dari ekspansi industri di wilayah ini serta tantangan turnover tenaga kerja yang tinggi.

130 Ribu Lapangan Kerja Baru Siap Dibuka, Jawa Tengah Jadi Pusat Pertumbuhan Industri Nasional

JAKARTA – Kabar menggembirakan datang dari dunia industri nasional. Anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Septian Hario Seto, mengungkapkan bahwa lebih dari 130 ribu lapangan kerja baru akan segera terbuka di Indonesia. Menariknya, sebagian besar kesempatan kerja ini akan berpusat di Provinsi Jawa Tengah, yang kini kian menjelma sebagai magnet baru bagi ekspansi industri manufaktur.

Menurut Seto, yang juga dikenal sebagai salah satu orang kepercayaan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, pembukaan lapangan kerja tersebut merupakan hasil dari peningkatan investasi dan ekspansi pabrik di berbagai wilayah seperti Tegal, Semarang, Brebes, Pekalongan, hingga Pemalang. Data ini berdasarkan hasil studi dan kunjungan langsung yang dilakukan oleh tim DEN ke sejumlah pabrik yang sedang tumbuh pesat di kawasan tersebut.

“Dalam catatan kami, ada lebih dari 130 ribu lapangan pekerjaan yang akan dibuka karena ekspansi pabrik-pabrik ini. Sekitar satu bulan lalu, kami dari DEN melakukan roadshow ke beberapa pabrik. Keluhannya justru bukan kekurangan order, tetapi kurangnya tenaga kerja,” ujar Seto dalam acara di St. Regis Jakarta, Jumat (24/10/2025).

Fenomena Menarik: Banyak Lowongan, Tapi Kekurangan Tenaga Kerja

Meski permintaan tenaga kerja meningkat, sejumlah perusahaan di Jawa Tengah justru menghadapi tantangan serius dalam mempertahankan karyawan. Seto menyebut fenomena tingginya tingkat turnover menjadi salah satu masalah utama yang menghambat stabilitas produksi.

“Banyak lulusan SMK yang sudah diterima kerja, tapi tidak bertahan lama. Mereka merasa bosan, pindah dari satu pabrik ke pabrik lainnya. Pergantian yang cepat ini menyebabkan perusahaan kesulitan menjaga kestabilan tenaga kerja,” jelasnya.

Fenomena ini menunjukkan bahwa permasalahan tenaga kerja di Indonesia bukan hanya soal ketersediaan lapangan pekerjaan, tetapi juga tentang kualitas dan loyalitas tenaga kerja. Banyak perusahaan kini berupaya meningkatkan kesejahteraan dan kenyamanan karyawan demi menekan angka keluar-masuk pekerja yang terlalu tinggi.

Lokasi Strategis Jadi Kunci Daya Tarik Investasi

Seto menambahkan bahwa lokasi menjadi salah satu keunggulan utama yang membuat Jawa Tengah semakin diminati investor. Banyak pabrik baru didirikan di dekat jalan keluar tol (exit toll road), yang memberikan kemudahan logistik serta efisiensi biaya operasional. Keberadaan tol Trans Jawa menjadi tulang punggung konektivitas antarwilayah, mempersingkat waktu distribusi dan memangkas biaya transportasi secara signifikan.

“Keberadaan pabrik di dekat jalan tol memberi keuntungan ganda. Dari sisi logistik, mereka mudah mengirim barang ke pelabuhan atau pusat distribusi. Sementara dari sisi tenaga kerja, wilayah tersebut belum terlalu kompetitif, sehingga perusahaan bisa lebih mudah mencari pekerja,” tambah Seto.

Kombinasi antara infrastruktur transportasi yang baik dan ketersediaan lahan industri dengan harga yang relatif terjangkau membuat Jawa Tengah kini bersaing ketat dengan Jawa Barat dan Jawa Timur sebagai pusat pertumbuhan manufaktur nasional.

Ekspansi Industri Garmen dan Alas Kaki Mendominasi

Berdasarkan hasil studi DEN, mayoritas investasi baru yang menyerap tenaga kerja tersebut berasal dari sektor garmen dan alas kaki — dua industri padat karya yang menjadi andalan ekspor Indonesia. Ada sekitar 27 pabrik baru yang sedang dalam tahap pembangunan atau proses perizinan di wilayah ini.

“Ada 10 pabrik yang perizinannya sudah selesai dan sedang dalam tahap konstruksi. Satu atau dua pabrik bahkan sudah mulai beroperasi. Sisanya sekitar 17 pabrik masih menyelesaikan proses izin, tapi beberapa sudah memulai konstruksi secara paralel,” jelas Seto optimistis.

Keberadaan pabrik-pabrik baru ini diharapkan dapat memperkuat rantai pasok industri manufaktur nasional, sekaligus memberikan efek pengganda (multiplier effect) bagi ekonomi daerah. Dengan meningkatnya permintaan bahan baku, logistik, hingga jasa pendukung industri, perekonomian lokal di wilayah-wilayah sekitar akan ikut terdorong.

Dampak Positif terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Pembukaan 130 ribu lapangan kerja ini tidak hanya berpotensi menekan angka pengangguran, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif di daerah-daerah yang selama ini belum terlalu tersentuh industrialisasi besar. Wilayah seperti Brebes dan Pemalang, yang dahulu lebih dikenal sebagai kawasan agraris, kini mulai bertransformasi menjadi sentra industri baru.

Pemerintah melalui DEN dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) terus mengawal perkembangan ini dengan memastikan kemudahan perizinan, dukungan infrastruktur, dan pelatihan tenaga kerja sesuai kebutuhan industri.

Tantangan dan Harapan ke Depan

Meski prospeknya cerah, Seto mengingatkan pentingnya sinergi antara dunia pendidikan dan dunia industri. Menurutnya, SMK dan lembaga pelatihan kerja harus lebih adaptif dalam menyiapkan lulusan yang sesuai kebutuhan pabrik modern, termasuk kemampuan teknis dan kedisiplinan kerja.

“Kita harus pastikan tenaga kerja yang dihasilkan bukan hanya banyak, tapi juga siap kerja. Dunia industri berubah cepat, jadi pendidikan vokasi harus lebih responsif,” tegasnya.

Dengan rencana ekspansi industri yang masif dan dukungan infrastruktur yang kuat, Jawa Tengah berpotensi menjadi episentrum baru pertumbuhan ekonomi nasional dalam beberapa tahun ke depan. Pemerintah berharap, selain membuka lapangan kerja, langkah ini juga dapat menciptakan keseimbangan pembangunan ekonomi antarwilayah di Indonesia.

Previous Post Next Post

One thought on “Ledakan Industri Baru di Jawa Tengah: 130 Ribu Lapangan Kerja Akan Dibuka Tahun Depan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *