Pemerintah Genjot Sawah Baru di Timur Indonesia, Strategi Jangka Panjang Tekan Harga Beras
- Team
- 1
- Posted on
Pemerintah mempercepat pencetakan sawah baru di kawasan timur Indonesia untuk menekan harga beras yang masih melampaui HET. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menargetkan swasembada pangan nasional lewat perluasan lahan hingga 400.000 hektare pada 2026.
Harga Beras di Timur Masih Melonjak di Atas HET
JAKARTA — Pemerintah berencana memperbanyak sawah di kawasan timur Indonesia untuk menstabilkan harga beras yang masih berada di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). Langkah ini disebut sebagai strategi jangka panjang menuju kemandirian pangan di seluruh Nusantara.
Berdasarkan data Panel Harga Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Senin (20/10/2025), harga rata-rata beras premium di zona 3 — wilayah timur Indonesia — mencapai Rp19.371 per kilogram, jauh di atas HET sebesar Rp15.800 per kilogram.
Untuk kategori beras medium, harga rata-rata di tingkat konsumen juga masih tinggi di Rp16.500 per kilogram, melebihi HET Rp15.500 per kilogram.
Kondisi ini menunjukkan bahwa wilayah timur masih bergantung pada pasokan beras dari daerah lain, dengan biaya logistik yang tinggi dan produksi lokal yang terbatas.
Cetak Sawah Baru Jadi Solusi Permanen dari Pemerintah
Menteri Pertanian dan Kepala Bapanas Andi Amran Sulaiman menjelaskan bahwa pemerintah menyiapkan langkah permanen melalui program pencetakan sawah baru.
“Gubernur dari timur sudah datang, minta cetak sawah. Ada yang minta 20.000 hektare tahun depan. Saya bilang, tahun ini pun bisa. Itu solusi permanen, bukan sementara,” ujar Amran di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta.
Ia menambahkan bahwa upaya ini sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto yang menginginkan setiap pulau di Indonesia mandiri dalam produksi pangan.
Instruksi Presiden: Swasembada Pangan di Setiap Pulau
Amran menyampaikan bahwa Presiden Prabowo menginginkan kemandirian pangan di setiap pulau, mulai dari beras hingga minyak goreng dan sumber protein.
“Arahan Bapak Presiden, semua pulau harus bisa swasembada beras, minyak goreng, dan protein. Tujuannya agar biaya angkut tidak membebani daerah,” jelasnya.
Sebagai contoh, Pulau Kalimantan kini mulai mandiri dalam pasokan beras setelah sebelumnya bergantung pada Surabaya dan Sulawesi Selatan. Pemerintah menargetkan pencetakan sawah baru di Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur sebagai lanjutan proyek ketahanan pangan nasional.
Target 400.000 Hektare Lahan Baru pada 2026
Amran mengungkapkan bahwa pemerintah berencana membuka 225.000 hektare sawah baru tahun depan, dan jumlah ini bisa meningkat hingga 400.000 hektare jika proyek food estate di Merauke, Papua, terealisasi sesuai rencana.
“Khusus di Merauke, program food estate bisa mencapai 200.000 hektare. Jadi total bisa tembus 400.000 hektare,” katanya.
Langkah ini diharapkan tidak hanya menambah kapasitas produksi beras nasional, tetapi juga mengurangi ketimpangan harga antarwilayah.
Zona 3 Masih Jadi Fokus Penanganan Pemerintah
Sementara itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan bahwa kondisi harga beras di zona 1 dan zona 2 relatif stabil. Namun, zona 3 atau wilayah timur masih membutuhkan perhatian khusus.
“Zona 3 ini perlu kita garap lebih serius, terutama untuk menekan biaya logistik agar harga bisa sama dengan wilayah lain,” kata Sigit.
Dari total 59 kabupaten/kota yang sempat mencatat harga di atas HET, kini hanya 20 kabupaten yang masih mencatatkan harga tinggi. Empat kabupaten lainnya bahkan sudah turun di bawah HET berkat perbaikan distribusi dan stok.
Manfaat Ekonomi dan Sosial dari Sawah Baru
Program pencetakan sawah tidak hanya ditujukan untuk menekan harga beras, tetapi juga memperkuat ekonomi lokal di wilayah timur Indonesia. Dengan meningkatnya produksi, daerah tidak perlu lagi bergantung pada impor antarwilayah dan dapat membuka lebih banyak lapangan kerja sektor pertanian.
Selain itu, pemerintah juga mendorong agar setiap provinsi memiliki food estate yang berfungsi sebagai pusat produksi pangan strategis dan cadangan nasional.
Koordinasi Nasional untuk Ketahanan Pangan
Pemerintah pusat, Kementerian Pertanian, serta pemerintah daerah kini tengah menyusun sinkronisasi lahan dan pembiayaan agar proyek sawah baru bisa berjalan pada awal 2026. Dukungan juga datang dari BUMN pangan dan TNI-Polri yang siap membantu implementasi lapangan.
“Target kita bukan sekadar menambah sawah, tapi memastikan produktivitas meningkat dan petani daerah sejahtera,” ujar Amran.
Langkah Menuju Kedaulatan Pangan Nasional
Melalui kebijakan pencetakan sawah baru dan peningkatan produksi di wilayah timur, pemerintah berharap harga beras segera stabil di bawah HET. Program ini menjadi langkah penting menuju kedaulatan pangan nasional, sekaligus memperkuat ketahanan ekonomi daerah dari hulu ke hilir.
Dengan dukungan lintas sektor dan kebijakan swasembada di setiap pulau, Indonesia diharapkan mampu mencapai kemandirian pangan berkelanjutan tanpa lagi bergantung pada pasokan lintas wilayah.

One thought on “Pemerintah Genjot Sawah Baru di Timur Indonesia, Strategi Jangka Panjang Tekan Harga Beras”